Tanda Baca Titik
Cara penggunaan tanda baca titik yang benar beserta contohnya.1. Digunakan pada akhir kalimat pernyataan
Contoh: Ayah dan Ibu pergi ke acara pernikahan kerabatnya kemarin siang.
2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
Contoh:
I. Kondisi Kebahasaan Indonesia
A. Bahasa Indonesia
B. Kedudukan
3. Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian
Contoh:
1) Masalah sosial disebabkan oleh
a) Kesenjangan sosial
b) Kesenjangan pendidikan
4. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar
Contoh: Gambar 1.1 Penggunaa Internet di Indonesia 2021
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 17.08.30 (pukul 17.00 lewat 8 menit 30 detik)
6. Dipakai dalam daftar pustaka, diletakkan di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda baca tanya atau seru), dan tempat penerbit.
Contoh: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta.
7. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia memiliki lebih dari 21.000 jenis flora dan fauna.
8. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Indonesia merdeka pada tahun 1945.
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan pengirim surat, serta tanggal surat.
Contoh:
Yth. Direktur Perusahaan XYZ
Jalan Cempaka III No.10
Jakarta Timur
Tanda Baca Koma
Ini dia penggunaan tanda baca koma yang tepat.
1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin.
2. Dipakai sebelum kata penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk setara.
Contoh: Adik ingin membeli permen, tetapi giginya sedang sakit.
Baca juga:
Harakat, Tanda Baca dalam Al-Qur'an dan Cara Membacanya
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Namun, tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
Karena berlari terlalu kencang, kakinya sakit.
Kakinya sakit karena ia berlari terlalu kencang.
4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Contoh: Mahasiswa itu malas dan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dia tidak lulus mata kuliah Statistik selama dua semester.
5. Dipakai sebelum dan atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, serta kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, Pak, atau Nak.
Contoh:
Wah, seru sekali!
Selamat pagi, Bu.
6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata Ayah saya, "Kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain."
7. Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Sdr. Amir, Jalan Apelmangga IV/22, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan
Rambutan, Jakarta 12120
8. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya.
Contoh: Blyton, Enid. 1942. Lima Sekawan. Jakarta: Gramedia.
9. Digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya.
Contoh: B. Ratulangi, S.I.Kom.
10. Digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 12,9 km
11. Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
Contoh: Soekarno, Presiden RI pertama merupakan salah seorang pendiri Gerakan Nonblok.
12. Tanda baca titik dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Contoh: Pada umumnya, dalam pengembangan bahasa Indonesia, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Tanda Baca Titik Dua
Simak penggunaan tanda baca titik dua yang benar di bawah ini.
1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil, penghapus, penggaris, dan bolpoin.
2. Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan
3. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua: Ahmad Wirawan
Sekretaris: Siti Arya
Bendahara: Aulisa
4. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan atau nama tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis emas di ruang penyimpanan."
5. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit.
Contoh:
Morison, XLII, No. 8/2002:7
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 3: 1-4
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa
Tanda Baca Titik Koma
Perhatikan penggunaan tanda baca titik koma yang benar di bawah ini.
1. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara satu dengan lainnya dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu memasak di dapur; Kakak menulis cerpen.
2. Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di perusahaan ini adalah
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi;
3. Fasih bahasa Indonesia dan Inggris.
3. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; sayur, semangka, dan nanas.
Tanda Baca Tanya
Berikut ini penggunaan tanda baca yang benar.
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Bagaimana kabarmu hari ini?
2. Dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Penulisan tanda tanya dipakai dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?).
Tanda Baca Seru
Tanda baca seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah. Seruan perintah dapat menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah indah pantai di Lombok!
Dilarang membuang sampah di sepanjang sungai!
Tanda Baca Petik
Berikut penggunaan tanda baca petik yang tepat.
1. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari naskah, pembicaraan, atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.
2. Digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Film "Habibie dan Ainun" diambil dari kisah nyata perjalanan B.J. Habibie dan sang istri Ainun.
3. Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kurang umum, maupun yang memiliki arti khusus.
Contoh: Dilarang memberi "amplop" kepada petugas.
Simak penggunaan tanda baca titik dua yang benar di bawah ini.
1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Mereka memerlukan peralatan tulis: pensil, penghapus, penggaris, dan bolpoin.
2. Tanda baca titik dua tidak digunakan apabila perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. Persiapan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan data
d. Pelaporan
3. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua: Ahmad Wirawan
Sekretaris: Siti Arya
Bendahara: Aulisa
4. Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan atau nama tokoh.
Contoh: Dinda: "Tolong ambilkan gelas berlapis emas di ruang penyimpanan."
5. Dalam daftar pustaka, tanda titik dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, surah dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit.
Contoh:
Morison, XLII, No. 8/2002:7
Surah Albaqarah: 2-5
Matius 3: 1-4
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa
Tanda Baca Titik Koma
Perhatikan penggunaan tanda baca titik koma yang benar di bawah ini.
1. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara satu dengan lainnya dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu memasak di dapur; Kakak menulis cerpen.
2. Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:
Syarat penerimaan pegawai di perusahaan ini adalah
1. Berkewarganegaraan Indonesia;
2. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi;
3. Fasih bahasa Indonesia dan Inggris.
3. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; sayur, semangka, dan nanas.
Tanda Baca Tanya
Berikut ini penggunaan tanda baca yang benar.
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Bagaimana kabarmu hari ini?
2. Dipakai untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Penulisan tanda tanya dipakai dalam tanda kurung.
Contoh: Monumen Nasional diresmikan pada tahun 1999 (?).
Tanda Baca Seru
Tanda baca seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah. Seruan perintah dapat menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah indah pantai di Lombok!
Dilarang membuang sampah di sepanjang sungai!
Tanda Baca Petik
Berikut penggunaan tanda baca petik yang tepat.
1. Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari naskah, pembicaraan, atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo.
2. Digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Film "Habibie dan Ainun" diambil dari kisah nyata perjalanan B.J. Habibie dan sang istri Ainun.
3. Digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kurang umum, maupun yang memiliki arti khusus.
Contoh: Dilarang memberi "amplop" kepada petugas.
0 comments:
Post a Comment